Dalam dunia Penetrant Testing (PT), kemampuan mendeteksi retakan atau pori kecil adalah hal utama. Tapi sayangnya, tidak semua indikasi yang muncul berarti ada cacat nyata. Kadang, yang terlihat mencurigakan justru adalah false indication — atau indikasi palsu.
Artikel ini akan membahas:
Apa itu false indication?
Apa Resikonya?
Kenapa bisa muncul?
Cara menghindarinya
Apa Itu False Indication?
False indication adalah indikasi yang muncul pada permukaan benda uji yang menyerupai cacat, padahal tidak ada cacat struktural yang sebenarnya. Ini bisa menyebabkan:
Salah Interpretasi → Rework yang Tidak Diperlukan
Pemborosan waktu dan Penurunan Produktivitas
Biaya Tambahan karena Investigasi Lanjutan
Penurunan kredibilitas perusahaan Jika terjadi berulang
Bahkan potensi kegagalan fungsi jika tidak ditangani dengan tepat
Kenapa bisa muncul?
False indication dalam Penetrant Testing (PT) muncul karena adanya hal-hal di luar cacat sebenarnya yang menyebabkan cairan penetrant tertahan atau membentuk pola menyerupai cacat saat developer diaplikasikan. Artinya: bukan karena materialnya rusak, tapi karena proses atau kondisi permukaan yang tidak ideal. Berikut penjelasan lengkap kenapa false indication bisa muncul, dibagi berdasarkan penyebab utama:
Permukaan Tidak Bersih Sempurna
Sisa Penetrant Tidak Terhapus Total
Overcleaning (Terlalu Bersih) Justru Salah
Developer Terlalu Tebal atau Tidak Merata
Permukaan Material Kasar atau Pori-Pori Alami
Suhu Permukaan Tidak Sesuai
Kurangnya Pelatihan dalam Interpretasi
Cara Menghindari False Indication dalam Penetrant Testing
1. Bersihkan Permukaan dengan Sempurna
Kotoran, minyak, karat, cat lama, atau bahkan goresan halus bisa menahan penetrant dan membentuk indikasi palsu.
Solusi:
Gunakan cleaner NDT khusus (solvent-based atau water-based sesuai kebutuhan).
Bersihkan hingga permukaan kering dan bebas residu.
Lakukan pre-clean inspection — periksa apakah permukaan benar-benar bersih sebelum lanjut.
2. Hapus Penetrant Berlebih dengan Teknik yang Benar
Kesalahan umum:
Terlalu agresif → penetrant dalam retakan ikut terhapus
Terlalu lembek → masih ada sisa di permukaan → false indication
Solusi:
Gunakan lap bersih yang dibasahi cleaner, jangan digosok keras.
Untuk penetrant fluorescent, gunakan air atau emulsi sesuai metode (water washable atau post emulsifiable).
3. Semprotkan Developer Tipis dan Merata
Kesalahan umum:
Developer terlalu tebal → menyerap terlalu banyak → hasil kabur
Tidak merata → hasil tidak konsisten
Solusi:
Kocok kaleng aerosol sebelum digunakan.
Semprot dari jarak ± 20–30 cm, gerakkan secara merata.
Biarkan developer mengering alami beberapa detik sebelum inspeksi.
4. Lakukan Inspeksi dalam Kondisi yang Sesuai
Kenapa penting?
Pencahayaan buruk → tidak bisa membedakan indikasi nyata/palsu
Lingkungan terlalu terang (untuk fluorescent) → indikasi tidak terlihat
Solusi:
Gunakan lampu UV sesuai standar (untuk fluorescent).
Gunakan white light dengan intensitas minimal 1000 lux (untuk visible).
Hindari refleksi atau silau dari permukaan logam mengkilap.
6. Gunakan Referensi Indikasi
Kenapa penting?
Bentuk, warna, dan perilaku indikasi bisa menjadi petunjuk untuk membedakan:
7. Latih Inspektor untuk Menganalisa dengan Teliti
Kenapa?
Inspektor yang berpengalaman akan:
Mengenali bentuk indikasi yang mencurigakan
Tidak gegabah menyatakan hasil fail
Meminta pemeriksaan ulang jika ragu
Solusi:
Hanya izinkan inspektor Level 2 atau bersertifikat untuk evaluasi akhir
Lakukan pelatihan rutin interpretasi indikasi palsu